Pakar bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Nindyo Pramono mengatakan, rencana penjualan perdana saham (initial public offering/IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki prospek bagus bagi perkembangan bisnis perusahaan. Menurut Nindyo, PHE bisa sejajar dengan perusahaan migas milik asing seperti Chevron dan Petronas. Bahkan, juga bisa sejajar dengan Singtel, perusahaan komunikasi terbesar Singapura. Aksi pelepasan saham ke publik ini, ujarnya, menandakan bahwa entitas bisnis perusahaan tersebut sudah lebih maju.
"Begitu sudah maju, sudah go public, butuh struktur modal. Perusahaan ini memiliki manajemen bagus dan berkembang," ujar Nindyo kepada media hari ini (25/6/2023). Tak hanya di luar negeri. Sejumlah perusahaan BUMN nasional juga mengalami kemajuan setelah melakukan aksi IPO. Nindyo mencontohkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, yang maju pesat setelah masuk bursa saham.
Hadiah BWF World Tour Finals 2023 Wakil Indonesia: Jojo Full Senyum, Modal Nikah Kembali Halaman 3 Tata Tertib dan Ketentuan Pakaian SKB CAT CPNS Kemdikbud 2023, Dimulai pada 18 Desember 2023 Akademisi: Melalui IPO, Pertamina Hulu Energi Akan Sejajar dengan Perusahaan Migas Kelas Dunia
Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester City Terpeleset, Arsenal dan Liverpool Umbar Senyum Halaman all Industri Hulu Migas dalam Negeri Diyakini Mampu Bersaing dengan Perusahaan Migas Internasional Produksi Migas Pertamina Hulu Energi di Semester I 2023 Mencapai 1.046 Ribu Barel
Jepang Hibahkan Kapal Patroli Senilai 9,53 Miliar Yen untuk Indonesia "Setelah go public, PGN mendapat kepercayaan bisa dapat kerjasama dengan perusahaan asing," sambung Nindyo. Perusahaan perusahaan publik, lanjutnya, memang memiliki fundamental bisnis yang kuat.
Pasalnya, sebelum menjual saham ke publik, perusahaan tersebut harus melalui serangkaian kajian atau feasibility studies. Dan sebelumnya, imbuh Nindyo, korporasi tersebut juga harus mendapat persetujuan dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di sisi lain, Nindyo juga mengatakan bahwa publik juga tak perlu khawatir. Sebab, IPO PHE tidak akan menghilangkan kepemilikan negara atas perusahaan tersebut.
“Untuk melindungi kepentingan negara, Pemerintah selaku pemegang saham juga memiliki hak veto. Dengan demikian, hak negara terhadap perusahaan tersebut tidak hilang," pungkas Nindyo. Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan, rencana PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan IPO akan terlaksana tahun ini. Kendati begitu, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury belum dapat mengungkapkan waktu pasti PHE melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Untuk PHE kita menunggu timing yang tepat," ujarnya saat ditemui Gedung DPR RI, Jakarta pekan lalu. Menurut Pahala, penentuan waktu IPO yang tepat merupakan hal yang cukup penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Rencananya, PHE akan melepas sekitar 5 10 persen saham saat IPO. "(Lepas saham) antara 5 10 persen. Kalau target (perolehan dana) lihat market nya," imbuh Pahala.